Launching Komunitas Kampung Bahasa dan Budaya Dihadiri Pejabat Pemerintah Bojong Purwakarta



Purwakarta, RIN - Era globalisasi dan modernisasi semakin menghimpit eksistensi keanekaragaman budaya yang meliputi tradisi, adat istiadat. Aspek budaya juga mencakup bahasa, yang berfungsi sebagai pilar utama yang mampu menyatukan masyarakat sekaligus mencerminkan identitas diri. Budaya dan Bahasa telah diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk itu, agar tidak terancam kepunahan kekayaan budaya ini harus dijaga dan dilestarikan.


Bahasa daerah memiliki dampak yang sangat besar terhadap keanekaragaman budaya dan identitas budaya, sehingga hilangnya bahasa daerah outputnya bisa mereduksi pemahaman nilai-nilai tradisional. 


"Oleh karena itu Saya lakukan upaya nyata dengan bekerjasama bersama beberapa pihak mendirikan komunitas kampung bahasa dan budaya untuk menghadapi ancaman tersebut," ucap, Agah Nugraha .S.H. setelah acara launching Komunitas Kampung Bahasa dan Budaya.


Juga lanjut, Agah untuk mempertahankan bahasa daerah dan keanekaragaman budaya yang digagasnya itu pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan harus bekerja sama sehingga bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaganya. 


"Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan kurikulum sekolah yang memperhatikan bahasa daerah, mendorong penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, dan mendukung berbagai program pelestarian budaya," ujarnya.


"Kalau dari sekarang kita selaku pendidik dan orang tua sudah mempersiapkan karakteristik atau jati dirinya Berakhlak, cerdas serta menghargai dan tetap melestarikan budaya bangsanya, Insya Allah Anak-anak kita akan konsisten kepada Bangsanya, walaupun di negara yang sudah modern," tambahnya.


Agah melanjutkan, dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang peran bahasa daerah, diharapkan masyarakat akan menjadi lebih sadar akan pentingnya mempertahankan keberlangsungan bahasa daerah dalam dunia global yang semakin memengaruhi budaya lokal.


"Serta tujuan dari berdirinya Komunitas kampung Bahasa dan Budaya ini, kita menyiapkan generasi muda untuk menyambut Indonesia Emas di tahun 2045," paparnya.


Sementara, Dedi Junaedi S.H selaku kepala desa Bojong sangat Apresiasi sekali dengan adanya komunitas kampung Bahasa dan Budaya di kampungnya, karena dengan adanya komunitas ini menurutnya sangat bagus untuk mendidik anak-anak muda kearah seorang profesional dengan tidak meninggalkan jati diri bangsanya .


"Semakin tenggelamnya bahasa daerah memiliki dampak yang sangat besar terhadap eksistensi keanekaragaman budaya dan identitas budaya. Hilangnya bahasa daerah juga menyebabkan kemunduran dalam pemahaman nilai-nilai tradisional," terangnya.


Dengan adanya komunitas kampung bahasa dan budaya di desa Bojong Barat, ujar Dedi sebagai bentuk pertahanan terhadap erosi budaya dan bahasa."oleh sebab itu Saya atas nama pemerintah desa Bojong sangat mendukung dan apresiasi," ungkapnya.


Dedi menyebutkan bahasa lokal erat dengan warisan budaya dan tradisi lisan. Bahasa lokal juga kaya akan ragam cerita, lagu, dan puisi tradisional. Banyak budaya lokal menggunakan bahasa lokal untuk menceritakan kisah leluhur, menyampaikan prinsip, atau merayakan peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat.


"Insya Allah kami akan turut bekerjasama dengan komunitas kampung bahasa dan budaya karena kami menilai merupakan suatu gagasan yang menarik dan positif serta disisi lainnya budaya dan bahasa adalah karakteristik suatu bangsa sehingga apabila hilang budayanya turut pula bangsanya tenggelam," tutup, Dedi. 


Acara launching komunitas kampung bahasa dan budaya pada Minggu (18/8/2024) di hadiri juga oleh camat Bojong, Muhamad Kosim S.STP, dari kepolisian, Iptu Mulyana, para tokoh, tokoh budaya Sunda, Koko dan tak ketinggalan kaum komunitas itu sendiri. (Asker)

Posting Komentar

0 Komentar