Cimahi, RIN – Dalam Ulang Tahun Ormas Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) Ke 66 Tahun, berdiri tahun 1957-2023 yang dihadiri oleh Ketua Umum Kosgoro H. Hayono Isman mantan Menpora dalam Orde Baru menjelaskan bahwa Kosgoro sejak reformasi keluar dari partai politik Golongan Karya (Golkar) di Cave The Cores/KCO Jalan Kolonel Masturi Kota Cimahi. Rabu (13/12/2023)
“Kita diawal reformasi, satu-satunya keluarga besar Golkar, bahwa dalam Reformasi yang berani yaitu Pak Harto pada saat itu masih berkuasa, Alhamdulillah pak Harto mendengar suara Kosgoro, beliau menyatakan berhenti sebagai Presiden,” ungkap Hayono Isman.Oleh karena itu kata Hayono, Kosgoro tidak bisa lepas dari komitmen dengan Golkar,.
“Dan kita sadar di era reformasi dan demokrasi, kekuatannya ada di Sumber Daya Manusia (SDM),” ucap Hayono.
Karena lanjut Hayono, tanpa dengan SDM yang berkualitas, demokrasi bangsa Indonesia tidak akan bertahan lama.
“Karena rakyat sebagai pemilih nanti, akan mudah ditipu, mudah dikasih uang, mudah dibohongi, mudah dikasih janji, hal ini tidak baik bagi demokrasi, karena pada akhirnya yang menentukan adalah rakyat,” tegas Hayono.
Oleh karena itu saran Hayono, Sumber Daya Manusia itu harus harus betul-betul kuat, sehingga demokrasi itu akan tetap berkembang.“Demokrasi yang berkembang justru akan memperkuat rakyat, dan bukan memperkuat penguasa dan adi kuasa,” tandasnya.
Karena dengan demokrasi kekuatan rakyat, maka dari itu kekuasaan akan aman.
Hayonopun mengakui bahwa Kosgoro pada jaman orde baru, ada diberbagai Provinsi se Indonesia, tetapi kata Hayono kembali,
“Bahwa waktu dijaman orde baru, memang Kosgoro besar, glamornya tinggi, tapi di era reformasi, kita juga sadar bahwa kita akan kehilangan glamornya,” terang Hayono.
Namun menurut Hayono dengan terjadinya Kosgoro dalam reformasi akan terjadi kehilangan glamornya, itu adalah konsekwensinya.
“Tapi yang penting jangan sampai kehilangan nilai juangnya saja, karena kader Kosgoro ada dimana-mana, tadi juga ada di PKS, ada di Gerindra, ada di NasDem, ada di Demokrat, jadi Kosgoro sekarang netral, tidak kepada partai politik juga tidak kepada Paslon,” tegasnya kembali.
Ditambahkan oleh Hayono, kepada anggotanya silahkan mereka memilih Paslon siapa saja.
“Bebas mereka akan pilih Paslon siapa saja, tapi saya sarankan pilihlah dengan hati, janganlah memilih karena ikut-ikutan saja, jangan sampai memilih karena uang, kalau memilih karena itu, akan terbentuk demokrasi yang semu,” tandasnya.
Itu akan terbentuk demokrasi yang tidak membangun, bahkan kebalikannya menjadi demokrasi yang merusak.Saran Hayono Isman kepada masyarakat Indonesia diharapkan karena dengan uang, jangan menjadi penyebabnya rusaknya demokrasi.
“Karena tidak menggunakan hak pilihnya dengan bijak, dan hati nurani,” tandas Dia.
Disamping itu Hayono juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, harus dapat menghargai mantan-mantan pemimpin Indonesia seperti Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurachman Wahid (Gusdur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi.
“Yang sepertinya ada orang di masyarakat menghina presiden-presiden sebelumnya, dan presiden hari ini, dihina dan direndahkan, apa maksudnya?,” Hayono balik bertanya.
Karena berdasarkan pengamatan Hayono Isman, hal penghinaan dan merendahkan martabat pejabat presiden, bukan untuk menyelesaikan masalah.
“Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, dengan kita menghina dan merendahkan, presiden-presiden kita yang ada, baik dari masa lalu dan hari ini, justru merendahkan diri kita sendiri,” ujarnya.
Karena masing-masing presiden yang pernah memimpin Indonesia ini kelebihannya pun ada.
“Bahkan kekurangannya pun pasti ada, tetapi marilah kita belajar dari kekurangan-kekurangan para presiden, tanpa menghina dan merendahkan mereka,” himbau Hayono Isman.
Karena jasa mereka lebih besar dari kita semua, apapun yang kita pikirkan tentang mereka, sambung Hayono,
“Mereka jasanya luar biasa, sedangkan kekurangannya, namanya manusia tidak ada yang sempurna, jangan sampai dihina dan direndahkan,” sarannya.Maka dari itu masih menurut Hayono Isman, Kosgoro kedepannya karena sudah tidak berpartai politik, maka rencananya akan mengembangkan pembangunan Sumber Daya Manusianya.
Hal yang senada dengan Hayono Isman yang disampaikan oleh Romy Arief Hidayat Pimpinan Daerah Kolektif Kosgoro Provinsi Jawa Barat, menuturkan, bahwa Kosgoro lahir pada tanggal 10 November 1957.
“Kedepannya Kosgoro akan berperan dan berkontribusi khususnya kepada masyarakat Jawa Barat, agar nanti kader-kader Kosgoro atau anggota-anggota Kosgoro itu bisa berkiprah dalam sosial, ekonomi, politik, sesuai dengan tema kita,” paparnya.
Alasan Romy bahwa Kosgoro saat ini tidak ada kegiatan sama sekali, atau istilahnya tidur terus, menurutnya bahwa Kosgoro adalah induk dari partai Golkar.
“Pendiri Golkar dengan SOKSI dan MKGR, tadi pak Hayono bilang setelah reformasi kita juga punya dosa akhirnya Kosgoro keluar dari partai Golkar,” ungkapnya.Akhirnya kata Romy kembali, Kosgoro menjadi Organisasi Masyarakat (Ormas) dalam lintas sosial, pendidikan dan ekonomi.
“Kita banyak sekolah-sekolah itulah sedikit tertipu, kita tidak ingin lagi hingar bingarnya politik, maka dari itu Kosgoro saat ini masih kuat karena warna warni,” tandas Romy. (Bagdja)
0 Komentar