Para Sesepuh KBB Kecewa Dengan Ketidakhadiran Perwakilan Pemda dan DPRD KBB


KBB, RIN - Dalam rangka Tasyakuran Lahirnya UU 12/2007, Paguyuban Pejuang Peduli Pembangunan Kabupaten Bandung Barat (P4KBB) menggelar acara Sarasehan Tokoh Masyarakat KBB. Serangkaian acara telah dipersiapkan sebagaimana tersusun dalam agenda pelaksanaan. Kegiatan di selenggarakan pada hari Sabtu 6 Januari 2024, berlangsung kondusif penuh keakraban di Sekretariat P4KBB, Cilame, Kecamatan Ngamprah, kabupaten Bandung Barat.


Substansi diadakannya acara tersebut, sebagai bentuk kepedulian terhadap lahirnya KBB sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) di Jawa Barat, yang ditandai dengan lahirnya UU 12/2007 pada tanggal 2 Januari 2007 lalu, sehingga pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi KBB. Namun, kendati demikian ditinjau dari berbagai perspektif dan interpretasi individual, masih ada perdebatan tentang hari Jadi KBB, apakah tanggal 2 Januari atau 19 Juni. 


"Pada acara ini kami menggelar sarasehan dengan tujuan agar terjadi harmonisasi antara Pemda, DPRD dan masyarakat KBB tentang 'ruh' pemekaran, yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat yang diawali dengan pelayanan publik yang cepat, tepat dan akurat sesuai aturan yang berlaku." Buka, Yacub, Ketua Umum P4KBB, mengawali pembicaraan.


Di momen sarasehan itu, Yacub menjelaskan, sebagaimana konteks kegiatan, pastinya akan terfokus pada berbagai masalah yang dihadapi di KBB. Mulai dari disharmoni ASN di lingkungan Pemda KBB, angka kemiskinan yang masih tinggi, laju inflasi yang tidak terkendali, terjadinya gagal bayar oleh Pemda terhadap para pengusaha, stunting dan yang lainnya.


"Hadir dalam acara ini, para sesepuh pemekaran, mantan wakil bupati pertama KBB, dan para tokoh masyarakat lainnya seperti OKP, LSM dan ormas. Namun, sayang sekali ketidak hadiran perwakilan Pemda dan DPRD KBB membuat acara ini kurang 'menusuk' terhadap ekspektasi yang kita agendakan," ungkapnya.



Padahal kehadiran dari pemangku kepemimpinan pemerintahan eksekutif, legislatif ataupun yudikatif, kata Yacub, sangat diharapkan untuk mendapatkan statemen ataupun penerangan terhadap segala permasalahan yang tengah mencuat, sehingga menjadi pemicu kekhawatiran P4KBB yang apabila dibiarkan terus bergulir akan menjadi bola salju. Oleh karena itu, lanjutnya, dengan kehadiran mereka secara konfrontir, dari input yang dimasukkan setidaknya akan mengerucut mendapatkan jalan keluar, yang outputnya paling tidak akan menjadi masukan bagi Pj Bupati dan stakeholder lainnya untuk menentukan arah pembangunan Kabupaten Bandung Barat yang TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif).


"Kami dari pihak yang kritis dan peduli terhadap perkembangan KBB, semaksimal mungkin akan berusaha membantu, agar harapan KBB menjadi lebih baik terwujud. Dan, harapan kami, semoga saja siapapun yang akan menjadi pemimpin KBB di masa depan, baik legislatif maupun eksekutif, betul-betul memahami makna pemekaran wilayah KBB ini." Pungkas, Yacub. (Yusuf)

Posting Komentar

0 Komentar