Purwakarta, RIN - Pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, telah menjadi pilihan yang populer bagi banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan agama dan moral yang kokoh kepada anak-anak mereka.
Sebagai orang tua, pastinya tak ingin anaknya terjerumus dalam jurang masa depan yang suram. Orang tua ingin sekali melihat anaknya sukses baik dunia maupun akhirat, berbakti kepadanya.
Berbagai cara dilakukan, seperti menyekolahkan anaknya, baik madrasah maupun sekolah formal, sebagai upaya untuk menjadi benteng dari permasalah saat ini.
"Untuk ajaran tahun 2024-2025 ini, Alhamdulillah yang mendaftar untuk sekolah dan pesantren masih berjalan lancar, Karena kita selaku ketua yayasan dengan kepala sekolah dan para guru selalu komunikasi yang baik," ujar KH Asep Abdussalam, Sabtu (29/06/2024).
Pimpinan Pondok pesantren Miftahul ulum di Kp Babakan, cijambe Desa Darangdan, Purwakarta tersebut mengatakan untuk tahun ini dalam penerimaan murid baru keadaannya sudah mencapai 90 persen terutama tingkat Tsanawiyah.
"Kemungkinan, sebelum memasuki kembali proses belajar setelah sebelumnya ada libur, akan ada penambahan lagi sehingga memenuhi tiap rombongan belajar," jelas Abah Anom, sapaannya.
Sekaligus juga sebagai ketua MUI kecamatan Darangdan, purwakarta, Abah Anom menambahkan pesantren Miftahul Ulum sebagai bentuk dedikasinya terhadap dunia pendidikan Islam berupaya memberikan pelayanan dan fasilitas terhadap anak didiknya selain materi pelajaran juga prasarana yang memadai dengan melakukan renovasi gedung sehingga memungkinkan akan kenyamanan dalam menjalankan pelaksanaan pendidikan.
"Kami berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat. Alhamdulillah mengenai kondisi pesantren yang mana bangunannya mulai ada perubahan, ini murni bantuan dari para dermawan yang berasaskan infaq dan shadaqah," ucapnya.
Selanjutnya, Abah Anom memberikan pemahaman terkait eksistensi pesantren jika melihat kondisi zaman sekarang ini dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat secara besar-besaran telah merubah hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia. Dengan cepatnya globalisasi itu, norma yang diturunkan oleh para salafus saleh dan para ulama kini sudah banyak ditinggalkan.
Kemaksiatan ada di mana-mana, pergaulan tak mengenal batas, dan terjadi di kalangan remaja yang masih labil. Bahkan hal seperti itu sudah dianggap wajar bagi sebagian kalangan masyarakat.
"Oleh karena itu, jika hanya mengandalkan sekolah dan pantauan dari orang tua, itu belum cukup. Lalu bagaimana cara yang ampuh untuk menyikapi hal tersebut," sebutnya.
Abah Anom melanjutkan beberapa alasan seorang anak harus masuk pondok pesantren yaitu pembentukan akhlak mulia, pendidikan agama yang mendalam, pengembangan kemandirian, pembentukan kecerdasan emosional,.lingkungan pembelajaran yang terfokus, persiapan menjadi pemimpin, belajar indahnya kebersamaan dan manajemen waktu.
Melalui pondok pesantren, lanjut dia, anak-anak dapat mengembangkan karakter yang kuat, mengasah pemahaman agama yang mendalam, dan mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi tantangan dunia dengan keyakinan yang teguh.
"Anak akan menjadi investasi yang sangat berharga bagi kedua orang tuanya kelak, Apa yang dilakukan anak, Insya Allah pahalanya juga akan mengalir ke orang tuanya. Semoga anak-anak kita dimanapun berada, Menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya, baik akhlaqnya, solih dan solihah," pungkasnya. (Asker).
0 Komentar