Bandung Barat, RIN - Kabupaten Bandung Barat merayakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 dengan berbagai kegiatan menarik meskipun peringatan ini seharusnya jatuh pada 12 November. Acara yang digelar lapangan parkir bekas Giant Parahyangan Padalarang tersebut menjadi wadah bagi para insan kesehatan untuk memperkuat semangat kerja yang profesional dan berdedikasi demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Harapannya, masyarakat Bandung Barat menjadi lebih sehat, kuat, dan bermartabat.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan senam bersama, lomba pentas kreasi seni antar-puskesmas dan rumah sakit, serta beberapa pertandingan olahraga yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menyampaikan bahwa peringatan ini mendukung transformasi kesehatan yang sedang digagas Kementerian Kesehatan. “Kami ingin menularkan semangat transformasi ini ke seluruh jajaran kesehatan di Bandung Barat, khususnya dalam pelayanan primer, pelayanan rujukan, serta transformasi digital,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang meluncurkan program Integrasi Pelayanan Primer (IPP). Peluncuran dilakukan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi. Bupati Bandung Barat beserta Sekretaris Daerah turut hadir, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor kesehatan.
Dalam sambutannya, Kadinkes Bandung Barat mengungkapkan rasa syukur atas berbagai pencapaian daerah ini, termasuk predikat Kabupaten Sehat yang berhasil diraih selama tiga tahun berturut-turut. “Insya Allah, pada tahun 2025 kita optimis mencapai status Kota Sehat Paripurna, pengakuan tertinggi dalam bidang kesehatan di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, sejak Agustus 2024, Kabupaten Bandung Barat juga telah mencapai Universal Health Coverage (UHC), menjamin akses kesehatan bagi seluruh masyarakatnya. Kabupaten ini pun menerima 12 penghargaan tingkat nasional dan provinsi sebagai bukti keberhasilan kolaborasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sektor swasta, dan media massa.
Terkait upaya penanganan stunting, pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD untuk program pemberian makanan tambahan, seperti kue dan telur, bagi ibu hamil dan balita. “Kami berharap angka stunting terus menurun melalui program-program ini,” tambah Kepala Dinas Kesehatan.
Perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Hasnawati, menjelaskan bahwa program IPP merupakan bagian dari transformasi kesehatan untuk menghadirkan layanan promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif secara menyeluruh. Program ini mengintegrasikan layanan di puskesmas, posyandu primal, dan dusun dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.
Hingga 12 Desember 2024, sebanyak 92,59% puskesmas di Jawa Barat telah menerapkan IPP, mencerminkan komitmen daerah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
Acara peringatan HKN diakhiri dengan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba, menambah kemeriahan dan semangat kebersamaan di antara peserta.
Momentum ini menjaga pengingat pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. (Asker)
0 Komentar