RW 18 Cipageran Cimahi Utara Pemenang Proklim Utama Tingkat Nasional Tahun 2022

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Dr. Raden Huzen Rachmadi, SE, M.Kes, yang juga narasumber saat memberikan Edukasi Proklim, di Aula Dipatiukur, Taman Kehati, Cipageran Cimahi Utara, Kamis (27/10).

CIMAHI, RIN - Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Dr. Raden Huzen Rachmadi, SE, M.Kes, yang juga sebagai narasumber dalam acara Edukasi Proklim yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, di Aula Dipatiukur, Taman Kehati, Jalan Cipageran Asri, Cipageran Cimahi Utara, Kamis (27/10/2022).

Acara tersebut dihadiri kurang lebih 100 peserta dari 18 RW se-Kota Cimahi, yang terdiri dari Para Ketua RW dan Para Pengusaha.

Kadis Lingkungan Hidup Huzen Rachmadi menjelaskan, bahwa Edukasi Proklim ini sangat penting, karena terkait lingkungan hidup,

"Bagaimana menjaga sampah, reboisasi, pembibitan, kemudian sampah yang jadi Musibah itu menjadi Berkah," ujarnya.

Menurut Huzen, RW 18 Cipageran telah mendirikan Gerakan Ekonomi RT 04 RW 18 yang disingkat Gemi 0418 dengan diketuai Ari,

"Gemi 0418 menangani sampah organik 20 Ton perharinya, dimana sampah diolah menjadi Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (Black Soldier Fly) yang sangat aktif memakan sampah organik, dimana Larva dan Maggot itu dijual dan menjadi nilai ekonomi," paparnya.

Bahkan, sambung Huzen, "Dikembangkan dengan usaha budidaya Lele, dimana makannya itu dari Maggot, dan lele Maggot itu tinggi harganya ketimbang lele biasa," ulasnya.

Dikatakannya kembali, dengan adanya Gemi 0418 Cipageran yang baru dua tahun ini, sangat membantu pemerintah dalam permasalahan sampah di Kota Cimahi.

"Bahkan Gemi sudah memohon penambahan sampah organik sebanyak 20 Ton lagi," terangnya.

"Karena, selain menjadi Maggot dan Kompos, sampah tersebut bisa menghasilkan RDF (Refused Derived Fuel) seperti pengganti batu bara, yang hasilnya bisa dijual ke PT. Nisshinbo," lanjut Huzen.

Maka dari itu, Pemerintah Kota Cimahi memberikan penghargaan kepada RW 18 Cipageran, sebagai Juara 1 Proklim Kota Cimahi Tahun 2022, dengan memberikan uang pembinaan sebesar Rp 3 Juta dan 1 Buah Torn, sedangkan Juara 2 nya diraih RW 8 Pasir Kaliki, dengan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 2 Juta.

Dari kedua juara tersebut yang diajukan ke Pusat, RW 18 Cipageran lah yang memenangkan Proklim Utama Juara Tingkat Nasional Tahun 2022.

"Dan ini patut untuk menjadi percontohan agar semua daerah mengikuti Proklim ini," tutur Huzen.

Huzenpun mengatakan, bahwa nanti akan diadakan Proklim di setiap RW untuk nominasi Kecamatan dan berlanjut ke nominasi Kota.

"Kurang lebih 312 RW akan kita link kan dengan sekitar kurang lebih 300 perusahaan-perusahaan di Kota Cimahi, dan kita bentuk Kelompok Kerja (Pokja) Proklim tadi dengan Pengusaha yang jadi pembinanya, jadi sifatnya CSR dari perusahaan yang berkontribusi nyata untuk Proklim," tukasnya.

Proklim juga untuk mendukung Adipura, mengenai masalah sampah harus bisa diselesaikan pada sumbernya,

"Untuk itu, kita akan perkuat institusinya dengan membentuk kelompok kerja di semua RW," tandasnya.

Kegiatan Proklim ini juga bekerjasama dengan Sektor 21 Satgas Citarum Harum dengan dikomandoi oleh Kolonel Inf T Bayu Wahyu Murwanto, SE, MH, sebagai Komandan Sektor (Dansektor) 21.

Bayu menjelaskan, Proklim dengan Citarum Harum merupakan kegiatan yang berkesinambungan, tidak bisa berdiri sendiri sendiri,

Peserta Edukasi Proklim

"Proklim dibuat dari awal tahun 2017 sedangkan Citarum Harum dibuat dengan Perpres No. 15 Tahun 2018," katanya.

Kemudian, sambung Bayu, "Penjelasan dari Bapak Ade Staf Kadis LH Provinsi Jabar yang juga sebagai narasumber dari Proklim, Proklim ini memang arahannya mengantisipasi dalam melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim yg ada," tukasnya.

Namun, menurutnya Proklim erat kaitannya dengan Citarum Harum,

"Sesuai dengan program bapak gubernur sendiri, membuat Citarum Harum menjadi Citarum juara, dari kota-kota diminta untuk membuat apa yang menjadi icon-icon, dan ternyata Taman Kehati inilah yang menjadi icon Kota Cimahi," ungkapnya.

Taman Kehati merupakan ruang tanah hijau untuk masyarakat, lahan ruang edukasi dan tempat pariwisata bagi masyarakat,

"Taman Kehati ini kami tata dengan hati, dan atas izin Alloh kami mengakomodir apa yang menjadi keinginan Pak Walikota, dan kami berharap kedepannya bermanfaat untuk UMKM berjalan," tukas Bayu.

Bayu berpesan kepada seluruh komponen anak bangsa untuk bisa menjaga dan memelihara demi kelestarian lingkungan,

"Proklim berjalan, Citarum akan harum," pungkasnya.

Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan Kota Cimahi di DLH, Drs. Dadan Subardan mengatakan, 

"Proklim ini khusus untuk Cimahi dari tahun ke tahun, Dari Tahun 2015 sampai Tahun 2022, menelurkan hampir 10 RW yang ikut Proklim di tingkat Kota Cimahi," ucapnya.

Menurut Dadan, Proklim yang digelar sekarang, sebagai persiapan untuk kegiatan di Tahun 2023, dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai apa itu Proklim.

Dijelaskan Dadan, bahwa peserta Proklim harus mencakup beberapa point, diantaranya masyarakat harus sudah masuk ke adaptasi mitigasi dengan adanya perubahan iklim,

"Dampak dari terjadinya hujan yang tidak teratur, yang mengakibatkan banjir, gagal panen, dan sebagainya. Bagaimana masyarakat bisa menyikapi masalah tersebut," ulasnya.

Kemudian pihaknya akan turun ke lapangan untuk melihat RW mana saja yang masuk nominasi Proklim Kota Cimahi Tahun 2023 nanti,

"Yang berlanjut untuk tingkat nasional, kita berikan form isian-isian kepada peserta edukasi disini, dan dari hasil form itu, wilayah mana yang layak masuk Proklim tingkat Nasional dan akan kita jadikan skala prioritas," tutup Dadan. (Sinta)

Posting Komentar

0 Komentar