CIMAHI, RIN - Komisi III DPRD Kota Cimahi yang terdiri dari Wakil Ketua DPRD Kota Cimahi H. Edi Kanedi, Ketua Yus Rusnaya, dan anggota terdiri dari H. Enang Sahri Lukmansyah, H. Asep Rukmansyah, Euis Rosmaya, H. Nabsun, H. Hidayat dan Djoko Taruna didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi Drs. Achmad Nuryana melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke lokasi Taman Ekowisata Cimenteng, Cipageran, Cimahi Utara, Rabu 8 Februari 2023 pekan lalu.
Dari hasil sidak tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Cimahi, Yus Rusnaya menjelaskan, bahwa tujuan dari Komisi III sidak ke Ekowisata Cimenteng tersebut sebagai evaluasi,
"Sampai sejauh mana pembangunan Ekowisata di tahap pertama yang memang menggunakan anggaran bantuan Provinsi Jawa Barat sebesar 3,1 Miliar itu ditambah dengan anggaran dari APBD Kota Cimahi sebesar 1 Miliar untuk pengembangan Ekowisata tersebut," ujar Yus.
Ternyata, setelah dicermati oleh pihak Komisi III, bahwa pembangunan Ekowisata tersebut belum maksimal,
"Kalau dilihat secara kasat mata, pembangunannya itu baru sekitar 50%, jalan masuk ke lokasi pun masih rusak dan pengembangan lahan pun masih kurang," terang Yus.
Untuk itu, pihak Komisi III mendorong kepada Pemkot Cimahi agar adanya penambahan anggaran untuk pembangunan Ekowisata Cimenteng supaya lebih optimal,
"Memang anggarannya tidak kecil, tetapi yang tahu persis soal ini kan pihak Disbudparpora," jelas Yus.
Namun, ia mengharapkan kepada pihak Disbudparpora agar dapat membuat perencanaan yang sedetail mungkin, supaya pengembangan pembangunan Ekowisata Cimahi ini dapat terealisasi sesegera mungkin.
Begitu pula diungkapkan H. Enang Sahri Lukmansyah, terkait pembangunan Ekowisata yang masih belum maksimal dan perlu penataan yang signifikan,
"Pertama dari pihak Disbudparpora yang berkeinginan Ekowisata itu bagian daripada yang menghasilkan atau menjadi PAD," kata Enang.
Tetapi, pada saat membicarakan tentang PAD ini, dipertanyakan, siapa yang tertarik untuk mendatangi Ekowisata tersebut,
"Dengan sarana yang seperti itu rasanya tidak mungkin, harus ada icon yang bisa menjadikan magnet atau daya tarik bagi para wisatawan," papar Enang.
Sementara, lanjut Enang, untuk saat ini Ekowisata tersebut belum bisa dijadikan magnet,
"Dengan anggaran yang sudah diserap sebesar Rp 3,1 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bantuan gubernur yang dipakai hanya untuk pematangan lahan, 2 WC, lanskap seadanya, tenda yang memang menjadi iconnya untuk UMKM dan sebagainya, yang sifatnya hanya untuk sementara," terang Enang.
Dikatakannya, Ekowisata Cimenteng ini untuk dijadikan magnet bagi para wisatawan masih jauh, maka pihaknya mendorong bagaimana untuk menjadikannya sebagai daya tarik para wisatawan,
"Pertama mengenai lanskapnya, lanskapnya seperti apa, tempat bermainnya seperti apa, paling tidak dengan tambahan angka Rp 1 Miliar itu nanti ada panggungnya, ada tempat UMKM nya, itu yang harus didahulukan, sebagai daya tariknya, lalu dibenahi kiri kanannya, seperti parkir misalnya," jelas Enang.
Selanjutnya, menurut Enang, lahan Ekowisata yang seluas 6000 meter persegi itu tidak cukup, apalagi untuk menarik anak sekolah untuk camping atau untuk kegiatan latihan kepemimpinan dengan sarana yang tidak mendukung.
"Maka kita dorong di Tahun 2023 ini nanti ada anggaran sebesar Rp 1 Miliar dan di Tahun 2024 juga ada penambahan anggaran dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 1,7 Miliar yang salah satunya untuk panggung atau menara climbing untuk melihat pemandangan dari atas, juga disiapkan counter-counter UMKM, jadi kemungkinan di Tahun 2024 sudah selesai," ulas Enang kembali.
Tetapi, Enang berharap, agar Ekowisata ini benar-benar menjadi Icon Kota Cimahi, disarankannya untuk memperluas lahan dengan membeli lahan sekitar didekatnya,
"Kedepannya nanti disambungkan dengan Taman Kehati juga dengan Lapangan Cibaligo, agar menjadi satu kesatuan, jadi di Tahun 2024 harus sudah jadi dan di Tahun 2025 sudah menjadi Retribusi," pungkasnya. (Sinta)
0 Komentar