Purwakarta, RIN - Ideologi terbangun ketika ada asupan dari seseorang yang menurutnya berilmu oleh sebab itu menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia, segala perilakunya dicontoh dan ditiru, banyak sekali jasa yang sudah diberikan oleh para guru untuk kemajuan bangsa ini, guru yang efektif adalah guru yang menununaikan peran, tugas, dan fungsinya secara profesional, sebagai teladan, guru tidak hanya mengajar secara tepat dan efektif, tetapi seyogyanya efektif dalam mendidik, mendidik dengan keteladanan itu lebih efektif dan lebih baik daripada mengajar hanya dengan lisan saja.
Guru adalah sumber keteladanan yang tiada henti, yaitu suatu pribadi yang penuh contoh teladan bagi peserta didiknya sampai akhir hayat. Keteladanan itu tidak hanya penting untuk peserta didiknya, namun lebih penting bagi dirinya sendiri dan juga untuk mengarahkan dirinya, jadi baik saja tidak cukup, tetapi harus menjadi yang terbaik, baik perkataan maupun perbuatannya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan pasangan suami istri KH Ahmad Hambali.S.Pd dan Siti jamilah.S.Pd pimpinan yayasan pondok pesantren Daruttawabin Al Rosy cipeundeuy, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta. Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut dikatakannya, hal ini disebabkan guru menjadi orang tua kedua bagi peserta didiknya, guru mewakili orang tua peserta didik disekolah, sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga yang dalam arti luas merupakan keluarga kedua bagi peserta didik, oleh karena itu guru berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didiknya.
"Dengan kondisi demikian guru perlu berusaha sekuat tenaga agar dapat menjadi teladan yang baik untuk peserta didik dan masyarakat bangsa ini, segala tingkah laku, perbuatan, dan cara bicara guru akan mudah ditiru atau diikuti oleh peserta didik. Oleh karena itu sebagai guru harus mampu mamberi contoh yang baik kepada peserta didiknya," ujar KH Ahmad Hambali.
Bertumpu pada beratnya tugas dan tanggung jawab guru selaku pendidik, yang secara gamblang akan merubah generasi ke generasi, maka tidak berlebihan jika para ulama / tokoh Islam dulu sangat berhati-hati dalam memilih guru yang dipercayakan membina dan membimbing anak- anaknya.
"Betapa bahagianya tatkala terlihat pada saat itu,ketika peserta didik sudah berada di pintu gerbang madrasah, disambut sapaan salam serta senyuman guru yang sudah menanti kedatangan siswanya, para guru telah hadir, menanti anak didik dengan raut wajah bersinar, mengulurkan tangan yang disambut oleh anak didik sembari menciumnya sambil mengucapkan salam, tanpa dimintapun para guru itu mengusap kepala anak-anak dengan penuh ikhlas," ujar KH Ahmad.
Sementara itu, Siti jamilah.S.Pd menambahkan
sebagai teladan guru harus berusaha membawa perubahan tingkah laku peserta didiknya yang artinya bahwa mengajar itu memimpin aktivitas atau kegiatan belajar dan bermaksud membantu atau menolong peserta didik dalam belajarnya.Peran tanggung jawab guru sebagai orang tua dan teladan sangat didukung oleh kepribadian guru itu sendiri.
"Guru harus memiliki kejujuran yang tinggi, guru harus memiliki akhlak yang baik, guru harus bersifat pemaaf, guru harus memiliki sikap toleran, dan paling utama ialah ialah rasa cinta," paparnya.
Mendidik dengan hati, lanjut Siti adalah kunci kesuksesan mengajar yang turunannya dinamakan keteladanan berimbas kepada pembangunan karakter yang agung." Alangkah indahnya jika setiap lembaga serta para pengemban amanah pendidikan terutama para guru yang telah mempatrikan dirinya sebagai pejuang mampu memberikan keteladanan, kebesaran jiwa dan menunjukkan kebersihan hatinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa," jelasnya.
Hal itulah yang melatarbelakangi, ia dan suaminya KH Ahmad Hambali mendirikan yayasan yayasan pondok pesantren Daruttawabin Al Rosy agar bisa menciptakan manusia yang cerdas dan bermoral supaya hidup didunia ada kebahagian di akhirat ada ke selamatan
"Karena cintanya pada dunia pendidikan, sampai di pondok pesantren ada beberapa santri dan santriwati yang kurang mampu digratiskan, tidak di pungut biaya sekecil pun, yang penting anak didiknya mau sekolah dan menimba ilmu agama," pungkasnya.(Asker)
0 Komentar